Madiun - Lembaga Penyiaran Publik (LPP)
Radio Republik Indonesia (RRI) Madiun menggelar dialog interaktif
dengan mahasiswa Universitas PGRI Madiun (Unipma) dan unsur pejuang
45 Madiun. Dialog yang mengambil topik “Bangkitkan Semangat, Satukan Jiwa Bangun
Negeri Tercinta” dilangsungkan di Ruang Pertemuan I Kampus I Universitas
PGRI Madiun. Senin (21/8/17)
Dialog
interaktif wawasan kebangsaan yang digelar secara live by phone oleh RRI Madiun dihadiri
sekitar 75 org terdiri dari mahasiswa Unipma dan unsur pejuang 45 Madiun, sangat
tepat waktunya dengan memanfaatkan momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-72
tahun 2017.
Tampak
hadir Kasdim 0803/Madiun Mayor Inf Meina Helmi, A.Md, Rektor
Unipma Dr. H. Panji, M.Pd, Ketua Harian Badan Penerus Kebudayaan Kejuangan 45
Bapak Gandi Yunita dan Ibu Yuli Harfiah dari RRI Madiun selaku moderator.
Kasdim
0803/Madiun yang mendapat kehormatan mewakili Dandim 0803/Madiun sebagai
narasumber pada kesempatan tersebut menjelaskan.
“Bahwasanya
saat ini dan di masa mendatang harapan dan masa dapan bangsa Indonesia berada
di pundak para pemuda-pemudi yang sedang tengah belajar saat ini dan merupakan
tonggak harapan bangsa untuk bersaing dengan bangsa lain,” jelasnya.
Sementara,
itu Rektor Unipma menututurkan, bangsa Indonesia mengalamai proxy war, yakni
perang non militer tanpa alat-alat militer tetapi perang teknologi.
“Aksi
Sara dan aksi bullying merupakan aksi adu domba yang merupakan bagian dari
proxy war yang dilancarkan oleh pihak yang berkaitan dengan kepentingan
politik. Namun sebagai bangsa yang cerdas kita harus mampu untuk menyaringnya
dan cerdas untuk menyikapinya,” tuturnya.
“Pendidikan
karakter, sampai hari ini materi pendidikan Pancasila yang menjadi kepribadian
bangsa, di kampus lain sudah ditiadakan namun di Unipma masih tetap ada, karena
Pancasila merupakan dasar dan menjadi karakter bangsa,” imbuhnya.
Ketua
Harian Badan Harian Kejuangan 45 bapak Gandi Yunita,
menuturkan bahwasannya situasi seperti ini pernah terjadi di masa
lampau, yakni masa penjajahan dengan aksi yang kurang lebih sama, yakni aksi
adu domba dan kurang lebih sama dengan sekarang, namun dengan media yang lebih
canggih.
Diselenggarakan
dialog interaktif bertujuan untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan
nilai-nilai kebangsaan kepada generasi penerus bangsa, seiring dengan kemajuan
jaman dan teknologi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku terutama bagi
anak muda, sehingga perlu adanya memberikan motivasi dan pemahaman.